Foto terduga teroris Sukoharjo,
Sigit Qurdowi (kanan) dan Hendro Yunianto (Antara/ Dhoni Setiawan)
Kepolisian menggeledah rumah terduga teroris Sigit Qurdowi, yang tewas tertembak oleh Detasemen Khusus 88 Sabtu dini hari, 14 Mei 2011. Penggeledahan dilakukan di rumah orangtua Sigit, Jalan Arjuna, Potrojayan, Serengan Solo, Jawa Tengah.
Dari hasil penggeledahan ditemukan beberapa senjata tajam seperti kapak, pisau lipat, dua bilah mandau, samurai, dan senjata tajam penusuk. Selain itu polisi juga menyita dua pucuk senapan angin, pistol, dan uang tunai sebesar Rp 53.200.000.
"Ada juga buku-buku jihad 91 buah, pakaian-pakaian jihad 36 potong, celana 3/4 sebanyak 5 potong, pupuk organik 8 kg, arang 2 kg, plat nomor sepeda motor, Matras satu gulung, 2 buah rompi," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Anton Bahrul Alam di Jakarta, Senin, 16 Mei 2011.
Anton menambahkan, selain buku jihad, polisi juga menemukan 15 keping VCD porno, kaset pita 6 buah, 1 ember isi serbuk kapur, 1 kantong plastik semen putih, amplop dan surat permintaan donatur, stempel, dan 2 buah handphone.
Seperti yang diketahui, Densus 88 dan Polisi, Sabtu dini hari kemarin memembak dua orang terduga teroris di Sukoharjo, Jawa Tengah. Dua orang itu, Hendro Yunianto dan Sigit Qurdowi, tewas di sekitar mulut gang rumah kontrakan usai baku tembak dengan aparat kepolisian dan Densus 88.
Kedua orang itu masuk ke dalam daftar Pencarian orang (DPO) bom gereja dan Mapolsek Pasar Kliwon bulan Desember 2010. Keduanya juga terlibat jaringan terorisme di Cirebon dan merencanakan pembalasan terhadap Polri pada bulan Mei 2011.
Dalam aksi baku tembak Sabtu dini hari lalu, juga menewaskan satu orang penjual angkringan Nur Iman. Dia diduga terkena peluru saat bersih-bersih hendak menutup angkringannya sekitar pukul 01.00 WIB.
VIVAnews
1 comments:
TERORIS atau TERDUGA TERORIS? yang bener dhong buat judulnya.
Post a Comment