Meski serangan ulat bulu telah merata di DIY, masyarakat diminta untuk tetap tenang karena ulat bulu tidak membahayakan.
"Sedang kami identifikasi terhadap ulat bulu. Dan berusaha keras mencari musuh alami yang akan mengendalikan populasi ulat itu," kata Nanang Suwandi, kepala Dinas Pertanian, Pemprov DIY, di Yogyakarta, Kamis 14 April 2011.
Nanang menyatakan, dari tiga kabupaten dan satu kota yang diserang ulat bulu, serangan paling meresahkan terjadi di Dusun Turi, Sumberagung, Jetis, dan Dusun Cepor Lor, Palbapang, Kabupaten Bantul. Tapi, serangan itu sudah dapat diatasi setelah dilakukan penyemprotan dengan pestisida dan pembakaran serta penebangan batang pohon.
Kondisi yang sama juga dilakukan di Sleman, Kulonprogo dan Kota Yogyakarta. "Penyemprotan pestisida dilakukan agar serangan ulat bulu tidak menyebar luas," paparnya
Lebih lanjut Nanang menyatakan, berdasarkan pemantauan di lapangan diketahui serangan ulat bulu di Kabupaten Kulonprogo ditemukan di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Wates, Kecamatan Nanggulan, dan Kecamatan Sentolo.
Sementara itu, di Kabupaten Sleman di wilayah Kecamatan Gamping menyerang semak-semak, dan Kecamatan Depok. Di Bantul di Kecamatan Bambanglipuro dan Kecamatan Palbapang. Untuk Kota Yogyakarta di Kecamatan Mantrijeron.
Dia menambahkan, pihaknya telah melakukan koordinasi penanganan dengan berbagai pihak termasuk dengan Universitas Gadjah Mada. Bahkan Nanang mengatakan, selain melawan dengan musuh alami, bisa juga dilakukan pengendalian dengan menggunakan UV lamp untuk mengumpulkan ngengat.
Di bagian bawahnya dipasang wadah yang berisi air sabut, sehingga ketika ngengat jatuh akan mati. Namun, Dinas Pertanian DIY masih akan mengedepankan pembasmian secara alami atau dengan cara memotong dahan pohon dan membakar ulatnya.
"Baru kalau diperlukan akan menggunakan pestisida," ujarnya. (art)
0 comments:
Post a Comment